Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KESALAHAN DALAM BELAJAR SPEAKING

KESALAHAN DALAM BELAJAR 'SPEAKING'
Banyak sekali siswa atau orang dewasa yang belajar bahasa Inggris. namun ditengah jalan mereka gagal dalam mencapai cita-cita yang ia harapkan.

Kenapa hal itu bisa terjadi? karena mereka tidak tahu trik atau ilmunya dalam menggapai impian. Nah, disini saya akan berbagi tips how to Master Speaking? [bagaimana menguasai Speaking /berbicara bahasa Inggris?]. Inilah tips-tips yang akan saya share ke anda semua. semoga anda sukses dalam belajar Bahasa Inggris khususnya Speaking. Selamat membaca.

1. JARANG BERLATIH
Berlatih, berlatih dan berlatih. Idealnya demikian, tetapi realitas tak selalu seindah idealitas. Jarang berlatih, mungkin itulah kenyataan yang menghinggapi Anda. Jika begitu adanya, berarti anda telah melakukan sebuah kesalahan yang galib [biasa]. "Jarang" mempunyai makna yang berbeda bagi orang yang berbeda: dua hari sekali, seminggu sekali, sebulan sekali. Andai mengambil kursus intensif selama, misalnya, tujuh bulan, di lembaga atau sendiri di rumah, sehari tak berbicara dalam Bahasa Inggris sudah bisa dikatakan jarang berlatih. Dan, memang sebaiknya Anda berlatih speaking setiap hari secara intensif supaya dapat cepat bercasciscus dengan lancar. Aminnn.

Malas barangkali menjadi penyebab pokoknya. Anda bisa mengatasi masalah ini dengan laku disiplin dalam berbagai bentuk: memaksakan diri untuk tak mengucapkan sepatah pun kecuali dalam bahasa Inggris, tak boleh masuk suatu ruangan bila tak berbicara dalam bahasa Inggris, harus bicara dalam bahasa Inggris dengan si A, B, C secara berkelakar, saya kadang memberi sebuah syarat pada teman-teman yang ingin belajar speaking pada saya, yakni denda seribu rupiah setiap kali mereka mengucapkan satu kata bahasa Indonesia atau bahasa daerah di depan saya. Artinya, mereka harus selalu menggunakan bahasa Inggris setiap kali berbicara dengan saya. 

Menurut pendapat saya, persoalannya adalah manajemen diri: mengatur dan mengelola konsentrasi, emosi, pikiran, tenaga, dan waktu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara rasional, bukan emosional. Ada banyak sekali cara, teknik, strategi, taktik, dan trik untuk mencapai keberhasilan manajemen diri. 

2. MALU DAN MINDER
Apakah malu dan minder merupakan ciri khas bangsa Asia, khususnya Melayu? Sombong dan angkuh ciri khas bangsa Eropa dan Amerika? Entahlah. Entah pula apa maksud stereotip semacam ini. Jangan-jangan ini hanya sisa-sisa penjajahan bangsa kulit putih terhadap rakyat kulit berwarna yang masih terus bertahan hingga sekarang. Jangan-jangan ini hanya akan memperkeruh suasana, menambah pesimisme, dan tak menyelesaikan persoalan. Bagi saya, sebaikanya kita buang jauh-jauh stereotip seperti ini supaya kita lekas bangkit melajukan kemajuan.

Malu dan minder adalah sebuah kesalahan mental banyak orang yang sedang belajar speaking. Kita malu karena merasa tidak bisa, padahal semua orang pun berangkat dari ketidakbisaan. Kita mender karena merasa tidak mampu, padahal orang lain pun belum tentu mampu, tetapi mereka percaya diri. ya, percaya diri, mengapa kita tak memimilih untuk percaya diri saja?

Apabila Anda malu dan minder berbicara dengan orang-orang yang dianggap fasih, gampang saja solusinya: tak usah berbicara dengan mereka. Berbicaralah dengan orang-orang yang Anda anggap lebih buruk speakin-nya daripada Anda. Berlatih speaking-lah dengan mereka yang bersedia menghargai dan menghormati Anda, yang mau membimbing Anda belajar secara perlahan-lahan. Setelah Anda merasa cukup percaya diri untuk bercakap-cakap dengan siapa saja, keluarlah dari sarang dan tunjukkan kemampuan Anda.

Lagi pula, pernahkah Anda melihat orang-orang yang sangat percaya diri meskipun kemampuan speaking mereka lebih rendah daripada Anda? Jika mereka bisa, mengapa Anda tidak? Bukanlah sesekali perlu bertindak di luar kebiasaan kita? Cobalah meniru mereka yang percaya diri itu, apa pun yang akan terjadi!

3. TAK BERBICARA SENDIRI DI DEPAN CERMIN
 Andaikata Anda masih juga merasa malu dan minder, berlatihlah bercasciscus di depan cermin sendiri di kamar yang kedap suara dan terkunci rapat. Inilah cara berlatih speaking yang akan menjamin privasi Anda secara mantap. Tak ada orang lain yang tahu, tak ada yang akan mengejek, menghina, merendahkan, menyalahkan Anda. Apakah Anda malu kepada diri sendiri? Bagaikan orang gila? Jangan berhalusinasi atau mencari-cari alasan untuk tak belajar. Jelas, perasaan malu seperti ini bukan pada tempatnya.

Selain itu, Anda bisa memperoleh sejumlah manfaat dari cara belajar seperti ini: mendengarkan ucapan-ucapan sendiri -benar salahnya- Anda bisa mengamati gerak-gerik mulut Anda ketika ngomong. Semua itu penting untuk mempersiapkan diri tampil di depan orang lain.

Tak hanya bagi pemula yang malu dan minder, orang-orang yang berkemampuan speaking-nya sudah tinggi masih memerlukan belajar berpidato di depan cermin. Mereka perlu mengetahui penampilan dirinya sebelum unjuk gigi di muka umum, audiens. Seorang ketua panitia, kepala Sekolah, rektor, gubernur, presiden, atau siapa pun boleh dan perlu berguru pada cermin. Bahkan, cara ini mungkin sudah menjadi sesi wajib dalam "kuliah" retorika.

Cobalah berbicara sendiri dalam bahasa Inggris di depan cermin besar. Jangan melakukan kesalahan sepele dengan menjauhi cermin, apalagi memecahnya. Tanyalah teman-teman Anda yang tengah belajar speaking -tentu dengan kalimat yang genial dan diplomatis agar Anda tak kelihatan bodoh- agar mereka juga melakukan langkah yang sama.

4. MENGIKUTI LOGIKA BAHASA INDONESIA
Apakah anda pernah menerjemahkan "She cut her finger" jadi "Ia memotong jarinya"? atau, menerjemahkan "Jarinya teriris" jadi "her finger was cut"? Contoh sederhana ini lazim sekali diangkat untuk menunjukkan bahwa logika bahasa Indonesia dan Inggris itu berbeda. Orang Indonesia bisa berkata, "Jarinya teriris atau terpotong." bukan "Ia memotong jarinya." Sementara itu, orang Inggris biasa berucap, "She cut her finger," bukan "Her finger was cut." Secara gramatikal, kedua kalimat bahasa Inggris tersebut benar, tetapi anda akan ditertawakan bila mengucapkan kalimat yang ditulis belakangan. Jadi, jangan mengikuti logika bahasa Indonesia ketika berbicara bahasa Inggris. 

Dalam kajian error analysis, banyak sekali kesalahan yang dilakukan oleh foreigner dalam bahasa Inggris mencerminkan bahasa-bahasa ibu mereka, termasuk bahasa Indonesia. Tak mudah untuk membuktikan bahwa kesalahan-kesalahan itu disebabkan oleh bahasa Indonesia, tetapi dugaan kuat disebabkan mengatakan demikian. Saya pernah melakukan penelitian tentang masalah ini ketika menyusun skripsi, dan kesimpulannya adalah bahwa kesalahan-kesalahan tersebut secara jelas merefleksikan ciri-ciri bahasa Indonesia [Characteristic of the Indonesian Language as Reflected in the Compositions of the English Education Department Students Associated with the 1996/1997 Academic Year, 1998]

Perbedaan-perbedaan logika bahasa Indonesia dan Inggris ini terejawantah dalam part of speech [jenis-jenis kata] dan word order [susunan kata dalam frase atau kalimat]. Secara pribadi, saya merasakan perbedaan ini memengaruhi English Speaking yang bercita rasa Bahasa Indonesia. Untuk menghindari kesalahan ini, kita mesti mengetahui ungkapan-ungkapan bahasa Inggris sebanyak-banyaknya.

5. TAKUT MENYAPA TURIS MANCANEGARA
Mengapa harus takut menyapa turis mancanegara? Bukankah mereka yang ketakutan bersua dengan anda karena bangsa anda piawai meracik bom dan meledakkan di mana-mana? ha ha ha...

Pada mulanya, mungkin kita memang merasa takut untuk mencoba berbicara dengan turis-turis Eropa atau Amerika. Ya mungkin karena kemampuan speaking kita masih pas-pasan, mungkin karena mereka adalah spesies yang berbeda, mungkin karena mereka memiliki adat budaya yang lain sama sekali. Mengapa terus mencari perbedaan-perbedaan belaka, bukankah manusia mempunyai lebih banyak persamaan? Bayangkanlah anda pergi ke Australia, yang penduduknya getol belajar bahasa Indonesia. Disana anda tentu menjadi turis asing, bagaimana jika orang-orang Australia mendekati anda untuk belajar bercakap-cakap dalam bahasa Indonesia? Anda bisa memahami mereka, bukan? Sama, mereka pun mengerti tatkala datang ke negeri kita, dan kita mengajak mereka bercakap-cakap dalam bahasa Inggris.

Mereka juga berasal dari spesies yang sama dengan nenek moyang kita. Jika menurut mereka, manusia adalah keturunan kera, mereka pun bernenek moyangkan kera. Kalau mereka memiliki adat-istiadat yang berbeda, bukankah mereka manakala bertandang ke sini juga mesti menghormati budaya kita? Bukankah seharusnya mereka malah senang lantaran bahasa Ibu mereka dipelajari dengan rajin oleh orang-orang Asia?

Memang ada turis asing yang ramah dan ada pula yang kasar, sama seperti kita, kan? Bagi saya, mengobrol dengan mereka itu mengasyikkan. Kita belajar berbicara langsung kepada narasumber yang asli dan terpercaya. Kita menanyakan dan mengetahui segala macam informasi yan tak kita miliki.

6. TAK MERASA HIDUP DI INGGRIS ATAU AMERIKA SERIKAT
Saya sering ditanya oleh teman-teman tentang bagaimana cara belajar bahasa Inggris secara efektif dan efisien. Jamaknya, saya menjawab, "Pergilah ke Inggris atau Amerika, dan menetaplah di sana beberapa bulan atau beberapa tahun. Jika tak bisa menetap di sana, bayangkanlah anda tinggal di kedua negeri tersebut. "Sepintas lalu, jawaban ini hanya senda gurau belaka, tetapi sejatinya saya sedang menunjukkan metode belajar yang sangat ampuh untuk dapat berbicara dalam bahasa Inggris secara sempurna.

Anda tinggal disana: semua komunikasi lisan dan tulisan menggunakan bahasa Inggris. Mau tak mau anda dituntut untuk bisa berbahasa Inggris. Anda mencari tahu mana kamar atau rumah yang nyaman untuk ditempati; menanyakan dan menawar harganya; menanyakan perlengkapannya yang sudah tersedia;ingin tahu di mana warung makan terdekat;membeli segala segala sesuatu di toko-toko;dan sebagainya. Semua ini memaksa anda berbicara dengan bahasa Inggris. Jika anda mengurung diri dalam kamar dan tak mau berlatih berbahasa Inggris, anda akan kelaparan. Tak mau berlatih berbahasa Inggris sama dengan kelaparan.

Kehidupan di negeri asing itu bisa diterapkan di tempat tinggal anda di Nusantara ini. Bukan cara hidup orang-orang barat, tetapi cara berkomunikasi yang seluruhnya menggunakan Bahasa Inggris. Paksalah diri anda selalu berbahasa Inggris, atau jika tidak, anda akan kelaparan.

Saya teringat kisah anak-anak Prof. Dr. Arief Budiman dan Leila Ch. Budiman yang fasih berbahasa Perancis dan Inggris karena anak-anak itu semasa kecil tinggal di Perancis dan Amerika. Saya juga teringat dengan cerita tentang seorang anak Eropa yang fasih berbahasa Jawa karena sewaktu kecil tinggal di Klaten Jawa Tengah.

7. MEDOK BERBAHASA INDONESIA



Posting Komentar untuk "KESALAHAN DALAM BELAJAR SPEAKING"