MEMPERTANYAKAN KURIKULUM 2013 DAN LAIN LAIN

Saya mengakui bahwa saya memang bukan sarjana lulusan S1 Bahasa Inggris. Namun untuk menguasai Materi Bahasa Inggris insyaallah sudah saya genggam. Sebab saya pernah belajar bahasa Inggris di BEC pare kediri selama 8 Bulan.

Kemudian saya diberi amanah untuk menemani anak-anak kelas IX MTs, khususnya materi Bahasa Inggris. Mulai tahun pertama saya mengajar, tahun 2008 hingga tahun pada akhir bulan tahun 2017 saya belum pernah merasa puas. Sebab materi yang saya sampaikan belum sepenuhnya diterima. Ditambah rasa ketidakpuasan saya adalah pada hasil akhir UN, mereka tidak bisa mendapatkan nilai yang memuaskan. Ini menjadi beban di hati saya. Namun apalah daya. Semua hanya tinggal penyesalan.

Juga yang membuat saya sakit hati adalah, ternyata yang dinilai guru/murid/khalayak umum, tentang sukses tidaknya belajar bahasa Inggris di SMP/MTs adalah nilai tinggi rendahnya yang dicapai ketika UN. Lantas kenapa saya harus repot-repot mempraktikkan berbagai kurikulum yang telah ditetapkan pemerintah? Toh juga akhirnya, yang menjadi tolok ukur adalah lulus tidaknya, tinggi rendahnya nilai di Ujian Nasional (UN).

Saya yakin seyakin-yakinnnya bahwa aturan tentang kurikulum yang telah dibuat oleh pemerintah dari masa ke masa itu tidak lain adalah untuk kemajuan pendidikan di Indonesia. Namun saya mohon maaf beribu maaf. Kurikulum yang dibuat oleh pemerintah itu tidak bisa laksanakan 100%, sebab hal ini berbeda dengan yang terjadi di lapangan.

Semuanya tahu bahwa kebiasaan di sekolah, murid-murid menggunakan buku LKS. Dan isi dari LKS itu tentunya berjenjang. Jenjang kelas I SD hingga kelas XII. Namun di lapangan hal itu ternyata sulit di praktikkan. Hal itu disebabkan input siswa yang kurang memadai. Saya diberi amanah mengajar di kelas IX MTs namun kualitas mereka masih jauh dari harapan. mereka masih belum tahu dasar-dasar bahasa Inggris sama sekali. Dan setelah saya tanyakan, ternyata katanya di kelas VII dan VIII jarang diajar. Dan jikapun diajar, mereka tak pernah faham.

Akhirnya saya tanya ke guru kelas VII dan kelas VIII, ternyata jawabannya, murid-murid susah diajari. Juga mereka kurang tertarik untuk diajar. Lantas saya berfikir, ini yang salah sebenarnya siapa.Juga guru-guru kelas VII dan kelas VIII yang mengajar bahasa Inggris mengatakan bahwa dari sekian banyak murid ini, banyak sekali yang dari gunung, dari pedalaman. waduh.... ini malah menjadi tambahan beban buat saya.

Intinya saya tidak bisa mengajarkan mereka sesuai kurikulum yang telah ditetapkan pemerintah sebab input siswa yang kurang memadai. Sehingga saya membuat kebijakan sendiri, kendati mereka mereka sudah kelas IX, saya memberikan materi dari dasar, yaitu materi yang sangat dasar dari bahasa Inggris, yaitu alpabet, numbers dan lain-lain. Dan ternyata mereka senang dan mereka menjadi mulai mencintai belajar bahasa Inggris. Alhamdulillah.

Saya mohon maaf kepada pemerintah, sebab saya belum bisa mempraktikan kurikulum 2013 secara baik. Semoga dari tahun ketahun nantinya saya bisa mengembangkan pendidikan bahasa Inggris ini sehingga semua bisa berjalan dengan lancar sesuai rencana dan sesuai dengan kurikulum 2013.

Pagi ini saya iseng-iseng membuka youtube, dan disitu saya menemukan video yang kiranya layak untuk kita buat contoh pembelajaran kurikulum 2013 kendati ini belum sempurnah menurut saya.Untuk lebih jelasnya mari kita menyaksikan video berikut ini dan nanti di bawah video itu akan saya komentari kelebihan dan kekurang dari video tersebut.

Inilah video tersebut :

1. Kelebihan
- Gurunya baik. Tidak galak.
- Menarik karena menggunakan LCD Proyektor
- Gurunya tidak bertele-tele. Masuk kelas, berdoa, mengabsen siswa dan langsung mengajar sesuai rencana
-Gurunya kelihatan sudah ada persiapan. Karena banyak guru yang masuk hanya marah-marah dan juga tidak punya persiapan.


2. Kekurangan
- Model pembelajaran seperti ini hanya bisa dipraktikkan kalau muridnya beres. Kalo muridnya cengel (nakal) model pembelajaran seperti Insyaallah gagal. hehehe
- Model pembelajaran seperti ini akan gagal kalau muridnya sama sekali masih belum mempunyai dasar bahasa Inggris.
-dll.

Tapi over all, saya sudah mengakui video itu bagus dan layak untuk dijadikan pertimbangan mengajar kurikulum 2013.

Namun jika cara mengajar guru hanya sebatas seperti itu di dalam kelas, mungkinkah anak-anak bisa menguasai soal-soal UN? jawabannya ada di tangan murid-murid sendiri. Sebab guru hanya sebagai motivasi, atau pengantar materi. Jika para murid setelah diajar, mereka dirumah atau di kost mereka mau membuka kembali dan mencoba mengembangakan materi yang telahdisampaikan gurunya saya optimis hal itu bisa terjadi dan sangat mungkin mereka [para murid] lulus dengan Ujian Nasional [UN] dengan nilai yang memuaskan, dan juga sebaliknya. Saya yakin anda faham dan bisa menjawabnya.

Intinya, saya pesan kepada semua guru di seluruh Indonesia, jangan terlalu memaksakan kurikulum, tujuan pembuatan kurikulum itu dalah mencerdaskan anak bangsa, tapi jika malah membuat stres anak bangsa itu bukan kurikulum, jadi jadikan kurikulum sebagai fondasi dasar, tapi jangan sampai kurikulum yang dibuat pemerintah itu menjadi sebuah kitab suci wajib yang harus diikuti dan tak bisa tergantikan dengan kitab / buku apapun.

Hal ini sesuadi dengan buku BAHASA INGGRIS, THINK GLOBALLY ACT LOCALLY, di dalam muqoddimah buku tersebut tertulis seperti di bawah ini :

Ini mengindikasikan, kendati guru harus mengikuti kurikulum 2013 namun semua itu adalah sebatas sebagai fundamental dalam mengajar. Karena memahami seberapa jauh pemahaman siswa itu sangat penting dan lebih penting daripada menyampaikan semua materi namun siswa tak mampu menerima.


Lorem ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.